Rabu, 08 Desember 2010

BULOG UNTUK ENERGI DUNIA 2020 : MIMPI MENUJU KENYATAAN

Tahun 2008 baru saja dikukuhkan tahun swasembada bagi pertanian Indonesia. Bersamaan dengan berita indah itu, muncul lagi sebuah berita sangat menggembirakan untuk negeri ini. Tahun 2020 yang diprediksi akan menjadi era peralihan sumber energi, dari energi fosil menjadi energi biofuel. Prediksi ini ternyata sangat berpihak pada Indonesia. Faktanya, Indonesia akan memasuki era ini dengan bahan dasar pangan biofuel yang semuanya tersedia di Indonesia. Contoh-contohnya antara lain tanaman jarak, kelapa sawit, hingga jagung dan beras. Fakta ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negeri adidaya di era 2020 itu. Indonesia diprediksi pula akan menjadi penyuplai tunggal seluruh energi yang akan digunakan di dunia. Artinya, dengan penuh bangga, kita dapat berasumsi, dunia tidak akan bisa hidup tanpa Indonesia di tahun 2020 (www.metro.tv).
Sayangnya, Indonesia tampak tidak mengantisipasinya dengan riset yang mumpuni. Indonesia menatap tahun 2020 yang sangat menjanjikan itu dengan pesimis. Para ahli malah menganggap potensi biofuel dari bahan pangan itu sebagai sebuah kerugian bagi bangsa kita. Bangsa kita akan dijajah, tumbuhan penghasil biofuel akan dieksploitasi besar-besaran, layaknya sumber daya fosil yang kita miliki saat ini. Alasan utamanya adalah karena hingga saat ini, riset Indonesia tentang bahan energi biofuel sangatlah minim. Dengan alasan yang samalah, kita mengetahui mengapa saat ini kita temukan banyak potensi energi fosil kita malah dikuasai oleh bangsa asing. Singkatnya, dengan riset yang minim, potensi bahan biofuel malah tidak bisa termanfaatkan.
Dua fakta yang sangat ironis tadi berujung pada sebuah kalimat pertanyaan. Bagaimana langkah yang harus dilakukan untuk memanfaatkan potensi pangan yang kita miliki sebagai energi biofuel ? Peran ini secara garis besarnya ditanggung oleh sebuah badan pangan nasional bernama Bulog (Saifullah, 2009).
Bulog sebagai perum penguat ketahanan pangan berperan besar dalam penyedia pangan masyarakat, sekaligus penyedia sumber energi Indonesia, bahkan pemasok sumber energi dunia yang menjadikan Indonesia negara yang makmur. Sudah saatnya bulog yang selama ini berperan untuk memastikan ketahanan pangan dalam negeri, meningkatkan perannya sebagai pemasok bahan pangan sumber energi baik dalam maupun luar negeri. Penulis mencoba untuk memberikan langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan bulog untuk menjadikan Indonesia sebagai negeri adidaya sekaligus mewujudkan mimpi penulis agar bulog berhasil menjadi pemasok energi dunia di tahun 2020.
Untuk mewujudkan mimpi bulog untuk menjadi pemasok energi dunia di tahun 2020, penulis mencoba untuk menguraikan langkah-langkah konkret. Berikut uraiannya.
1. perbanyak riset
Dunia ini sudah sangat waspada akan sumber energi di masa depan. Mengingat sumber energi fosil yang disediakan bumi sudah semakin menipis, maka ilmuwan-ilmuwan dunia berlomba-lomba menguji sumber energi lainnya, terutama sumber energi biofuel. Sayangnya, hal ini tidak terlalu berlaku di Indonesia. Maka dari itu, untuk mewujudkan mimpi bulog sebagai pemasok energi biofuel dunia 2020, langkah paling pertama dan utama yang harus dilakukan perum bulog adalah memperbanyak riset. Jika melihat pada fakta sekarang, ternyata di negeri ini, eksperimen untuk menguji bahan bakar biofuel hanya dilakukan belasan kali per tahunnya, padahal di Amerika Serikat sendiri, dengan potensi biofuel yang jauh di bawah Indonesia, riset mencapai ribuan kali per tahunnya. Oleh karena itulah, Bulog sebagai lembaga pemerintah yang berwenang, sangat diharapkan untuk menyiapkan areal, dana, dan program kerja khusus yang terstruktur untuk mengadakan ribuan riset mengenai penggunaan bahan bakar biofuel di masa depan. Bukankah ilmuwan Indonesia tidak kalah kualitasnya dengan Amerika Serikat? Riset yang dilakukan tidak hanya berupa pengujian bahan pangan seperti daun jarak, kelapa sawit, dan kacang-kacangan sebagai penghasil minyak beroktan tinggi, melainkan juga menguji kemungkinan bahan pangan lainnya yang melimpah yang tersedia di Indonesia seperti beras, ketela pohon, kentang, hingga jagung, sebagai sumber energi alternatif di tahun 2020 nanti. Hal ini haruslah diperhatikan secara serius oleh bulog dan bila perlu program riset ini diawasi oleh departemen pertahanan nasional sehingga hasil riset yang bersifat rahasia tidak sempat untuk disadap oleh pihak asing. Dengan kata lain, riset merupakan langkah kunci bulog sebagai pemasok energi biofuel di tahun 2020, dan haruslah dilakukan terprogram dengan rapi.
2. kembangkan sumber pangan alternatif
Para ilmuwan sudah sepakat, tahun 2020 nanti bumi membutuhkan sumber energi alternatif berupa bahan biofuel yang berasal dari bahan pangan manusia sehari-hari. Konsekuensinya, manusia akan terancam krisis pangan karena sumber pangannya sudah dialihkan untuk pengganti bahan bakar fosil. Untuk itulah, langkah kedua yang harus dilakukan bulog adalah meneliti bahan pangan alternatif. Lagi-lagi eksperimen, tampaknya bulog harus mencari pengganti beras sebagai bahan makanan pokok rakyat Indonesia jika mau menjadi pemegang kunci energi dunia di 2020. Beberapa jenis makanan laut ternyata dapat diteliti sebagai bahan makanan yang mengandung kandungan gizi sebanding dengan bahan makanan saat ini. Bahan makanan tersebut antara lain rumput laut, beberapa jenis plankton, beberapa jenis mollusca, dan juga siput. Tentunya bulog juga harus bekerja keras untuk menemukan sumber pangan alternatif itu dengan jangka waktu yang sangat singkat. Ingat, masyarakat Indonesia haruslah dibiasakan untuk menjauh dari beras, beralih ke makanan-makanan yang tidak lazim tadi, untuk mengantisipasi bahan energi biofuel di tahun 2020 nanti.
3. kontrak menguntungkan dengan petani
Dengan dua langkah pamungkas tadi, apakah bulog sudah dapat melenggang dengan aman dalam menjadi pemasok sumber energi biofuel 2020? Jawabannya tidak. Bulog harus mengingat kembali kepada kunci sukses swasembada pangan 2008 kemarin. Kuncinya ada di tangan petani. Jadi, bila kita ingin agar sumber energi biofuel dunia bisa kita pasok lewat bulog, maka bulog harus memperhatikan kaum petani. Langkah paling konkret yang harus dilakukan adalah dengan membuat kontrak yang menguntungkan bagi petani. Sekali lagi bukanlah menguntungkan bulog, tapi menguntungkan petani. Kontrak ini hendaknya berupa pemberian bibit bahan pangan biofuel secara gratis kepada petani, pemberian pupuk bersubsidi, bantuan irigasi, dan diakhiri dengan harga jual bahan pangan tadi dengan harga yang menguntungkan petani itu sendiri. Apabila kontrak menguntungkan ini telah dibuat bulog, maka niscaya petani akan puas dan bekerja keras untuk mengolah lahannya menjadi sumber bahan pangan yang nantinya dapat membawa bangsany sebagai pemasok energi dunia. Singkatnya, kunci swasembada pangan dan energi biofuel ada di tangan petani.
4. membuat kurikulum pertanian
Langkah persiapan dan langkah tahunan sudah terprogram, apakah ini sudah cukup? Ternyata belum. Hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah langkah ke depannya. Langkah ke depan yang perlu diperhatikan bulog adalah bekerja sama dengan departemen pendidikan nasional untuk membuat kurikulum khusus tentang pertanian. Jika kita ingin serius akan potensi biofuel ini, maka hal yang penting adalah pendidikannya. Untuk mengakomodasi seluruh riset dan sistem pertanian bahan biofuel, maka bangsa ini haruslah dididik sejak dini bagaimana mencintai pertanian itu sendiri. Ke depannya, mereka akan turut melestarikan sumber daya pertanian yang telah dititipkan oleh pendahulunya.
Berdasarkan uraian keempat langkah konkret yang wajib dilakukan bulog tersebut, kita tahu bahwa negeri ini menyimpan potensi yang sangat besar sebagai pemasok energi dunia di tahun 2020. Bulog sebagai pemasok bahan pangan saat ini, sangatlah ditunggu perannya untuk mewujudkan hal ini. Oleh karena itu, bersamaan dengan ini, penulis ingin menyampaikan beberapa saran antara lain kepada pemerintah, khususnya bulog agar serius memandang hal ini agar Indonesia yang telah dianugerahi potensi sumber energi biofuel dapat memanfaatkan potensi tersebut sebaik-baiknya. Selain itu, kepada masyarakat umum agar membantu peran bulog untuk menjalankan tugas-tugasnya. Tentunya kita semua ingin agar Indonesia mampu menjadi negeri pemasok energi biofuel utama di dunia sekaligus mengukuhkan diri sebagai negeri adidaya. Indonesia bisa !
DAFTAR PUSTAKA
Parajuli, Bishow, 2001, Food Security & Emerging Concern and The Role For Bulog,World Food Programme. Jakarta.

Saifullah, Agus. 2009. Peran Bulog dalam Kebijakan Perberasan Nasional. Sebuah artikel dalam www.bulog.co.id.


www.metro.tv

Kamis, 02 September 2010

Be Colonizing, Not to Be Colonized : Nationalism at Tourism Industry by Made Handijaya Dewantara

In the year 2010, Indonesia is in a magnificent fact about the growth of tourism. Indonesian tourism is at its best in history. Various records are recorded by the Indonesian tourism industry is evidence of progress Indonesian tourism. Some records listed in these statistics include increasing the level of tourist arrivals from year to year as shown by data from the ministry of culture and tourism. Foreign tourist arrivals increased to 6,452,259 of people in the year of 2009. From the data it is known that this country was visited by 130 foreign persons per day with occupancy is by eight days old. This figure is the highest figure in the history of tourism, even though Indonesia has always plagued the various issues related to political, economic, and security. Do not rely solely on foreign sector, the Indonesian tourism supported by any indulgence tour of Indonesian society. The ministry of culture and tourism data showed that community turnover reached 119.15 million person trips in the year 2009. Not quite up there, the strength of the national tourism economy registered very high with an average expenditure of domestic tourists reached 128.77 billion rupiahs last year, with an average range of visits during the two days. All of the above facts show that Indonesia is now in economic glorious tourism industry. In the year 2010, Indonesia has made tourism industry as an important pillar of economic defense of the nation.
Generally, the resilience of the economic pillars, especially in the tourism industry, directly ended to the spirit of nationalism which demonstrated the increasing number of entrepreneurs engaged in this sector. This can be seen from the countries with the advancement of tourism such as France, Germany, Italy and the United States. Along with the advancement of tourism in these countries, they are increasingly growing spirit of nationalism. Their national languages are used more and more globally. Chain companies in the hospitality and travel industry who branded their country even more globally. However, the opposition fact exactly happened in this country. In the midst of the economic progress of tourism has, in fact the spirit of nationalism, the nation becomes lax.
Unlike the mainstay industry of Indonesia in general who are in the petroleum and mining sectors, or agriculture and plantations, the fate of the tourism industry in fact other than the other. If the professional-class players in the business of agriculture and plantation sector comes from the companies own nation, in the tourism sector in fact the best corporate hospitality and travel services providers in foreign hands. Not to mention when talking about companies involved in hospitality and tourism sector, fared even more unfortunate because to date there is almost no companies involved in the glitter of money world tourism coffers. Compare with state-owned petroleum monopoly as though the national mining economy. Even if there were any state-owned hospitality as fate would not live to die shrink. In other words, the local tourism investors became losers in their own country. In other words again, Indonesian nationalism should be recognized not apply in the tourism industry.
Nationalism is seen by the human eye up market tourism in Indonesia. Many of them chose to join with foreign companies that invest in Indonesia and would be in a position of labor or at least the lowest level of management. The worst news on the nationalism of Indonesian tourism is shown by the acquisition of Indonesian national pride hotel, Hotel Indonesia. The hotel is easily acquired and local investors without a competitor, by a Swiss company a large hotel, the Kempinski. Furthermore, the Indonesian people should be willing to hotels that are part of the history of this nation to change its name to the Hotel Indonesia Kempinski. This further confirms that the Indonesian people only play in the lower class, only works as a laborer, and difficulties in the tourism industry to invest into his/her own country. Another assertion, the Indonesian nation was forced to hand over income earned in their own country to other nations to invest in Indonesia. The third assertion, the Indonesian nation must be willing, if some attributes of the nation such as national language and characters stripped away when the nation directly involved in the tourism industry. Finally, the people of Indonesia must accept the fact that they were unaware of the colonial center to receive the present (modern Colonialism).
Refers to how amazing the progress of addressing the facts of Indonesian tourism, there are some persons who are optimistic nation in the face of four earlier affirmation of the lack of nationalism tourism. Their sense of optimism shown by the spirit of investing in the tourism sector and national strength in business activities that runs against a foreign nation. Other in their step is to establish itself in using terms that were nationalized their businesses. Although not yet fully supported by key elements of tourism in this country, still they are steps in maintaining the spirit of nationalism in their own country and worthy of our thumb should be followed. The steps they're doing is very strategic, but any strategic of their efforts will not mean anything if the government does not support them.
Currently emerging local players but the quality of international business, especially in investing in companies engaged in tourism industry (such as hotels and travel agents). Some Indonesian tourism property developers began to find their business strengths, in terms of nationalism, rather than foreign businesses who invest in Indonesia. This is the latest, the authors noted the fact that foreigners who vacation in Indonesia prefer to stay in a national named hotel rather than a foreign national by security reasons. In addition to these reasons, players travel business with a local name started looking for potential movement of Indonesian society in a vacation or travel.
Though the players in the hospitality business and travel business had been struggling to restore the tourism industry nationalism in his own country, the participation of national elements remain necessary, particularly to strengthen their step. The first and the main step are preparing human resources for the tourism industry, especially for management positions and investors. This is worth doing because so far the Indonesian tourism education is only used to print the tourism workers. So no wonder if now, at upscale hotels in Indonesia, their highest leaders in fact came from neighboring countries like Malaysia, India, Singapore, and even the Philippines. Not too strange if this nation are often afraid that if met with a foreigner. This is closely related to nationalism, because if this persists then this nation would lose dignity and self-esteem in front of a foreign nation. Tourism is one of the potentially industry which is raise the dignity of the nation but this is very ironic that this nation did not even realize this. In regard to print-businessman business people in the tourism industry, the government can exploit the tourism potential of two institutes owned land. Harnessing the potential of both tourism education institutions should be followed by increasing government budget in tourism education earlier. Once again, this nation must change the paradigm by leaving the printing business tourism slaves into scoring leaders and investors who later played an important role in controlling the world tourism.
The next step is to prepare the policies are complementary and can only be done by the government. If the human resources prepared by the established, for the continuation of local investors in play in the national tourism business can be done by improving infrastructure, ease the granting of licenses, and inculcate the spirit of nationalism, such as using the term Indonesia and Indonesian language in this tourism sector. To improve the infrastructure, the government can fix the existing public transport facilities in tourist areas such as Jakarta and Bali for the sake of giving a sense of comfort for vacationing tourists. In relation to grant permission, it is better that the Indonesian government to give concessions to the requirements of local investors compared to foreign investors.
Tourism Indonesia that recently appeared 'colonized' by any other nation can actually be reversed to appear 'colonizing'. Local investors can actually play in overseas tourism business so that it appears that Indonesia 'colonize' other nations that ultimately strengthen the nation's sense of nationalism. Sense of nationalism of this nation will finally be able to increase the dignity of this nation than any other nation. It is time for those nations that move personnel in the tourism industry to forget about their desire to become workers, and later becoming an investor or entrepreneur in the world of tourism. Being a worker will only further reduce the degree of this nation even in a short time can give a lot of revenue. It's time to face the future tourism development, the Indonesian youth thinking to invest in the tourism world and not as to workers in this industry.

Minggu, 01 Agustus 2010

How to Keep and Create Relationship

After take 2 days on my weekend last day, I start again my Monday with a powerful spirit. Although I am not quite happy with my feel right now, I feel that I am ready to face this 3rd week. And today I learn about a special thing about marketing, the core thing of Hotel marketing, RELATIONSHIP.

Learning point about this day is about how to keep and create relationship, not only for former customers, but also for potential customer, though "killed" customer. "Killed" customer means our former business who leave us because unpredictable situation or because they got lack of service. Bot of those are learned today because I attached with my manager.

After culturally morning briefing, I saw that to keep relationship between hotel and corporate business can be taken by remember something special about our business customer, something likes their birthday, their event, our their potential guest. Really, the customer will appreciate us if we make something surprise about them.

Everyone's thing that keep relationship is easier than create a new relationship. Keeping relationship purposes is to make our customer mindset so they never leave us on their new business. At least, when they have a business plan, which is an opportunity for hotel's revenue, they will inform us at first. Is it easy ? And how about create a relationship ?

Create a new relationship by each company is very important because all marketing in every company should be adapt in every situation. When our loyal customer leave us, we must make such a kind of anticipation. This anticipation is started by search some companies which are located nearby us. As corporate hotel, we must think with a specifically point of view so we can decreased any kind of expenses. After search the companies is better to make an appointment with the highest decision maker if it is possible. We can ask about their business plan in front and smartly search what kind of their business can be potentially is reached by us. Work in marketing is full of smart with product knowledgement.

Last but not least, in marketing, there are so many challenges and also huge obstacle to face. That's why marketing person must be controlled by their humble performance when their business agreement is rejected or cancelled. If a new business is cancelled, then retry again to search new relationship. Again and again, the core thing of marketing is keeping our relationship. That's learning point for today (morning to afternoon) so far, and see you guys on the next blog !

Jumat, 30 Juli 2010

Two weeks full of learning

I make this new thread to express my feeling after two weeks I got a lot of learning activities so far. As I've said yesterday, we can learn everything not only by do some job related into that, but we can choose some methods such as observing, interviewing, or doing some questionnaire. And I choose first method so far and I put all of my learning experience by using of my note.

My note was and will become my really friend for six month to have this internship program. I put my learning experience in there and I also put my comment and feedback right there. Two weeks so far, I feel so enjoy with some sales and promotion related into hotel product. Although my knowledge about product is not well enough, but I believe I have some skill to explain it well, IF I meet with the customer.

Two weeks with full learning means not only learn about the job in the industry. How deal with people, how to lead them, how to express with our performance is a reaaly enjoying part of learning. I feel that I can learn to live on this capital. Although I spent so many funds in here, more funds need in Jakarta than Bali, I start to learn how to live effeciently and effectively.

On the morning of this two weeks learning, I join with my first morning briefing and I see I will face better and will become better day again in front. I always feel optimist and I feel this program can be done well.

Hopefully two weeks is part of my bright milestone and hope you really enjoyed.

Kamis, 29 Juli 2010

Four Seasons comment so far

I think some one has been read my blog because my director of sales has been updated my status into their program.

19th July : Learning Manager, Ibu Fathia Saripuspita and Director of HR welcomed us as one of the part of Four Seasons Hotel Jakarta family. Then Fathia gift a very surprising statement and punishment because some of 35 trainees did some mistakes about attitude. I was very shocked because on this moment I felt that some one can judge with a very hard atmosphere, but I think that was very good for us. mainly focus on this day is orientation about hotel, hotel tour, and four seasons core and culture.

20th July : orientation is more relaxing than before. Starting to know each other and surprisingly, I was chosen by other trainees as their leader there. I was very surprised but I always take positive things on every moment. I felt that Four Seasons people always recognized person and that make them different than each other. Otherwise, they're look like same than Jakarta business persons's, individualistic, very tought, and focus on their career and their goal.

21th July : my first day on Sales and Marketing department, firslty I met with Ibu Novi Samodro as director of Sales and Pak Scott Boyer as director of Marketing. i was atacched with Ibu Irene Ingrid for 1 week. I must say a thank you so much with her because she told mke about everything in the hotel. She introduced me into all Four Seasons Employees, manager, director, and general manager. She also introduced and lectured me for a week until yesterday about Sales and Marketing computerized system.

22th july - now : nothing's special so far, but fortunately Ibu Novi had just already told me that I can attend morning briefing, and do some training event. I just like to remind you all that I'm not working right here, but I am and will to learn lots of thing around here. One thing, Ibu Irene borrowed me a notebook so I can update my daily activities into this blog. Hopefully, all day will be not bored anymore.

See yeaa !!!!

Rabu, 28 Juli 2010

One Week in Four Seasons Hotel Jakarta

It has been 6 months I never give any update for this blog. I don't want to search and make any blank reasons for this case, base honestly, I had lots of program since I had my 5th and 6th semester in college so far. I have updated those programmes into my latest blog.

If you see from my blog title, perhaps you will know that I'm not in Bali anymore. Yes, starting from two weeks before, I start to live in Jakarta because of my seventh semester program of internship. I choose the same company for todays internship which is one of Four Seasons Hotel and Resort and I choose Jakarta. Two months ago I sent an email, attached with CV and application letter, into Learning Department of this hotel. Fortunately I was accepted to have 6 months internship program in Sales and Marketing Division and it was starting on 19th July 2010. If the plan will not changed, I'll finish this internship program on 14 January 2010.

Most people asked me, why I choose Jakarta as the place for my second internship program. They thought that I was fool boy, I leave my families, friends, and my beautiful island. I replied : I am 21 years old now and I think it was enough for me to enjoy my heaven and start to look at the hell. I want a new challenge and in my country, people usually say that the city with huge of challenge is in capital. I want a new challenge and I think Jakarta will be good starting point for me to learn more thing about this world. And why I choose same hotel, because I believe this hotel has a good program on its learning especially on internship program. I want to prove that fact when I arrive at Soettha International Airport three weeks ago. Is that fact will be come true ?

The answer I got two weeks ago on my first day on 19th July. Learning Manager and some staffs welcomed us (me and the other 31 trainees) and I felt a warmth atmosphere on that moment. But I was very surprised after that. The Learning Manager is very concern about our manner and performance. She punished some of trainees because of unaccepted reason. But I was agree with her.

And now it has since be a week for me in Sales Marketing Office. On first period, until October, the trainers put me on Room Sales Department. Sometimes I felt so bored because nothing I can do, I just take a little of administration program, although all staff here welcomed me very well. All of them have different characteristics and I must have a great spirit about adaptation with them. Other adaptation is about my manner.

Last but not least, all learning point can be done without we do the activity. We can do by some method such as observation, interviewing, or by anquete (extremely). And I always concern that what I must right here is not do lots of things but learn a lot of things. Last months, by some suggestion from my family, I had a plan to change my goal from working in hotel, into working as an entrepeneur or working part time as a lecturer. So far, actually by this week learning experience, I learn how travel agencies create their goal and making a great rate corperation with hotel. When they have a fine deal, then they have a good business. That's why I have a plan after finish this internship, I want to keep a spirit to make a travel agent in my town and start to search potential business with potential business.

One week in Four Seasons Hotel Jakarta is challenging so far. What a kind of pressure around here ! New atmosphere, new staffs (friends), with a new character of boss or manager! Still 5 and 3 weeks to go and it will be finished well by lots of learning point. Then I finish my project. Weekly updated will be coming soon.

Kamis, 18 Maret 2010

Supervision

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Teknik Supervisi (TES)

Jurusan / Program Studi : Hospitaliti / Administrasi Perhotelan

Kelas / Semester : C / semester

Nama : Made Handijaya Dewantara

NIM : 07102080

No. absen : 17

Soal : berdasarkan nomor absen (17), maka saya wajib menjawab NO. 2, 5, dan 7

2. Bagaimana cara saya memberhentikan seorang sahabat atau kawan lama? Apa yang harus saya katakan padanya dan bagaimana cara saya mengatakannya?

Uraian Masalah :

Sahabat atau kawan lama yang menjadi bawahan saya memiliki kinerja yang sangat buruk di dalam operasional front office, sehingga sebagai penyelia, demi jalannya roda bisnis perusahaan, saya diminta untuk memberhentikan sahabat saya ini. Masalah timbul akibat adanya kesenjangan antara harapan saya untuk memberhentikan sahabat saya demi bisnis hotel dan kenyataan kami sebagai sahabat karib satu sama lain. Maka dari itu, diperlukan strategi, baik dalam langkah maupun pemilihan kalimat ketika melakukan proses pemberhentian tersebut.

Konsep teori :

Melihat permasalahan seperti ini, saya harus mengaca pada dua sudut pandang yaitu sudut pandang kemanusiaan, dan sudut pandang bisnis ekonomi. Akan tetapi, sebelum menuju kepada sudut pandang akademis, maka yang patut dicermati adalah alasan-alasan yang paling mungkin yang menyebabkan bawahan saya (sekaligus sahabat saya) itu pantas dan harus diberhentikan. Menurut www.hukumpedia.com, PHK adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha. Alasan-alasan terjadinya sebuah pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja menurut UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan antara lain karena :

Kembali ke dua sudut pandang yang harus dicermati di sini adalah sudut pandang kemanusiaan dan sudut pandang bisnis perusahaan. Dari segi sudut pandang kemanusiaan, terdapat beberapa hal yang akan terjadi apabila sebuah perusahaan memberhentikan karyawannya. Dampak yang akan muncul adalah sebagai berikut, berdasarkan sumber departemen sosial Republik Indonesia.

a. Meningkatnya taraf pengangguran yang akan semakin melemahkan kondisi perekonomian negara keseluruhan.

b. Mengakibatkan terganggunya kondisi keuangan keluarga secara mendadak yang akan berpengaruh pada kejiwaan masing-masing anggota keluarga.

c. Menurunkan motivasi anak-anak karyawan yang bersangkutan untuk melaksanakan aktivitas sebagaimana biasa.

d. Meningkatnya angka kejahatan secara lokal maupun global

e. Menurunkan taraf hidup keluarga karyawan yang diberhentikan terlebih apabila ia adalah tulang hidup keluarga.

Akan tetapi, dibalik aspek kemanusiaan yang patut dicermati, kondisi bisnis perusahaan juga harus diperhatikan apabila karyawan yang sudah pantas diberhentikan tetap tidak diberhentikan. Berikut adalah hal-hal yang akan terjadi di perusahaan apabila seorang karyawan yang harus diberhentikan tetap diberikan toleransi, berdasarkan Majalah Times edisi Agustus 2008.

a. Memperparah kondisi global keuangan perusahaan yang akan bisa berujung pada penutupan perusahaan.

b. Meningkatnya kemungkinan pemberhentian karyawan dari semula satu menjadi lebih dari satu.

c. Menularnya sikap-sikap indisipliner dari karyawan yang harus diberhentikan ke rekannya yang lain.

d. Terganggunya operasional kerja perusahaan sehari-hari akibat keinginan mempertahankan seorang karyawan.

Alternatif Solusi :

Proses memberhentikan seorang karyawan, terlebih adalah seorang sahabat merupakan opsi yang paling akhir yang saya ambil sebagai penyelia di front office. Selain akan berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran, secara kemanusiaan, pemberhentian akan menyebabkan turunnya tingkat penghidupan karyawan yang bersangkutan secara drastis. Akan tetapi, bisnis di hotel yang notabene berbintang lima harus dijalankan secara profesional dan dipisahkan dengan kepentingan pribadi apapun. Akan tetapi, khusus untuk memberhentikan karyawan yang bekas sahabat saya, saya memiliki sembilan strategi berangkat dari konsep sebelumnya dan pandangan pragmatis lainnya.

1. Memeriksa masukan yang saya berikan selama ini

Jika selama ini saya memberikan pujian kepada kinerjanya dan menaikkan gajinya setiap tahun, tentu ia akan terkejut jika saya mengatakan akan memecat dia. Jika selama ini signal positif selalu diberikan kepadanya, pemberhentian tidak dapat dilakukan secara langsung. Hal yang dilakukan adalah mengubah signal dengan penunjukan-penunjukan dan membiarkan dia tahu bahwa dia tidak dalam posisi nyaman lagi.

2. Memberinya peringatan terlebih dahulu

Saya akan memanggil si karyawan dan duduk dalam ruangan saya, sekaligus menjelaskan padanya bahwa saya tidak gembira dengan kinerjanya. Saya akan memberi dia waktu tertentu (misalnya 30 hari) untuk mengubah keadaan. Apabila tidak ada perubahan, saya akan memberhentikannya segera. Saya juga akan menyiapkan memo untuk merinci apa yang saya katakan kepadanya.

3. Memfokuskan pada perilaku tertentu

Saya akan menjelaskan kepada karyawan mengenai daftar perilakunya yang tidak dapat saya terima, dan katakan kepadanya apa yang harus ia lakukan untuk bisa kembali menjadi baik. Walaupun ia teman baik saya, saya tidak akan menerima bentuk perdebatan semua hal yang saya agendakan.

4. Memberhentikan dia pada awal pekan , tidak di akhir pekan

Setelah saya beri kesempatan ia untuk memperbaiki diri dan ternyata ia tidak melakukan hal yang saya katakan, maka saya akan memberhentinya. Memberhentikan di akhir pecan sakan membuat ia cepat marah sebab di akhir pekan kondisi psikologisnya sedang suntuk dan uring-uringan.

5. Mengatakan dengan singkat, halus dan to the point

Oleh karena yang saya hadapi adalah teman saya, maka saya akan mengantisipasi emosi karyawan tersebut dengan sarana dan saksi selama pertemuan. Proses ini juga diikuti dengan langkah-langkah sebagai berikut.

  • mengatakan kepada sang karyawan bahwa ia telah diberhentikan dan mulai tenggat waktu pertemuan.
  • Menerangkan bahwa dia diberhentikan karena ada sebabnya, tanpa memberitahu rinciannya. Sebab, saya tidak perlu memulai perdebatan. Dia tidak mencapai tujuan yang saya inginkan darinya berdasarkan peninjauan kinerja terakhir. Jika dia masih berkeberatan dan menjurus defensif, saya katakan “Maaf, keputusan saya sudah bulat“.
  • Menerangkan berapa pesangon yang tersedia baginya serta tunjangan-tunjangan lain yang menjadi haknya
  • Menerangkan kepadanya apa yang akan saya katakan jika suatu saat saya diminta memberi referensi kerja tentangnya.

6. Meminta surat pengunduran diri dan memberinya insentif untuk menandatanganinya

Surat-surat seperti ini diperlukan sebagai antisipasi proses hukum yang terjadi kemudian.

7. Tidak membiarkannya menunda-nunda

Jika tidak ada alasan membiarkan sang karyawan menyelesaikan tugasnya, saya akan memintanya untuk segera meninggalkan kantor saya. Saya akan memastikan ada orang mendampinginya meninggalkan pintu kantor saya untuk menghindari dia mengambil data penting atau aset lain.

8. Segera mencari pengganti karyawan tersebut

Segera sesudah sang karyawan berhenti bekerja, saya akan menempatkan karyawan lain menggantikannya. Untuk menghindari adalanya rumor atau gosip tidak sedap terutama dari sang karyawan yang telah diberhentikan itu, saya akan memberikan alasan pemberhentian tersebut.

9. Menyelesaikan persoalan sampai tuntas

Hal paling buruk yang mungkin dapat terjadi dengan mempertahankan karyawan yang mudah marah, emosional dan suka merusak adalah tetap mempertahankannya. Membiarkan dia tetap ada di perusahaan saya akan memperburuk suasana kerja, dan berpengaruh secara umum bagi produksi atau hasil yang ingin dicapai.

5. Bagaimana cara saya menangani seseorang pegawai, yang dalam memperjuangkan kenaikan pangkat dan jabatannya, terlalu melebihlebihkan dirinya?

Uraian masalah :

Pegawai bawahan saya memiliki perangai yang terlalu melebih-lebihkan dirinya. Hal ini sangat menghambat perjuangan kenaikan pangkat dan jabatan. Masalah timbul dari sebuah kesenjangan antara harapan karyawan tersebut dalam mendapatkan kenaikan jabatan dan kenyataan bahwa ia terlalu membangga-banggakan dirinya. Sebagai seorang penyelia, saya harus mencari strategi untuk mendapatkan win-win solution dengan satu tujuan demi kemajuan bisnis di departemen saya.

Konsep teori :

Sebelum melangkah kepada solusi, yang patut diperhatikan adalah alasan-alasan mengapa karyawan tersebut bersifat selalu melebih-lebihkan dirinya. Terdapat berbagai macam kemungkinan faktor penyebab mengapa seorang karyawan terlalu melebih-lebihkan dirinya. Berikut faktor-faktor penyebabnya berdasarkan sumber jurnal Sjafri Mangkuprawira dengan judul “Bagaimana Memotivasi Karyawan” :

a. Karyawan tersebut merasa bahwa dirinya yang paling pandai dan paling mampu dalam menyelesaikan seluruh pekerjaan.

b. Karyawan tersebut merasa bahwa rekan kerjanya yang lain akan malah membuat ia makin sulit bekerja sebab kompetensi di antara mereka sangat jauh berbeda.

c. Karyawan tersebut merasa paling penting namun dalam bekerja terasa kurang sabar, aneh, dan bahkan kurang meyakinkan.

d. Karyawan tersebut terlalu senang berpikir untuk menjalankan fungsi kerjanya dan lebih cenderung untuk tidak fokus pada pekerjaannya.

e. Karyawan tersebut menggunakan landasan subjektif untuk memberikan penilaian tentang dirinya.

f. Karyawan tersebut memiliki motivasi paling tinggi di antara sesama rekan kerjanya.

Karyawan yang pantas untuk dipromosikan untuk kenaikan jabatan berdasarkan.

Untuk memahami dan menangani karyawan yang selalu melebih-lebihkan dirinya, perlu dipelajari mengenai psikologi karyawan khususnya demi pemerataan kualitas karyawan. Hal yang terjadi pada karyawan tersebut adalah lebihnya kualitas keterampilan psikomotor. Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yangmelibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari : (a) kesiapan (set); (b) peniruan (imitation); (c) membiasakan (habitual); (d) menyesuaikan (adaptation) dan (e) menciptakan (origination).

Kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi, menjawab pertanyaan.

Meniru adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti hakikat atau makna dari keterampilan itu. Seperti anak yang baru belajar bahasa meniru kata-kata orang tanpa mengerti artinya.

Membiasakan yaitu seseorang dapat melakukan suatu keterampilan tanpa harus melihat contoh, sekalipun ia belum dapat mengubah polanya.

Adaptasi yaitu seseorang sudah mampu melakukan modifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan atau situasi tempat keterampilan itu dilaksanakan.

Menciptakan (origination) di mana seseorang sudah mampu menciptakan sendiri suatu karya (Ahmad Sudrajat, Taksonomi Perilaku Individu).

Gary Dessler, pakar manajemen sumber daya manusia menyebutkan ada beberapa faktor penyebab karyawan dipromosikan. Apabila mengacu pada kasus yang terjadi pada karyawan saya, pandangan Dessler patut dijadikan pertimbangan. Menurut Dessler, ada beberapa faktor yang menjadi acuan manajemen untuk mempromosikan seorang karyawan.

a. Kualifikasi Kinerja Karyawan : karyawan yang dipandang memenuhi kualifikasi kinerja adalah karyawan yang mampu mencatat nilai memuaskan pada penilaian kinerja.

b. Kepemimpinan Karyawan : karyawan yang memiliki banyak kompetensi tidak otomatis memperoleh promosi atau kenaikan jabatan. Sebagai calon pemimpin, karyawan tersebut juga harus memiliki jiwa kepemimpinan sebab makin tinggi pangkat, wewenang kepemimpinannya pun makin besar.

c. Mundurnya karyawan lama : hal yang harus terjadi dalam sebuah promosi adalah lowongnya posisi yang harus diisi. Lowongnya posisi ini antara lain disebabkan oleh mundur atau pensiunnya karyawan sebelumnya.

d. Keinginan untuk belajar : karyawan yang pantas dipromosikan adalah karyawan yang memiliki keinginan lebih untuk belajar atau tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya sekarang.

Alternatif solusi :

Karyawan yang selalu melebih-lebihkan dirinya harus saya ditangani sebagai tugas saya sebagai penyelia di departemen front office. Untuk menangani karyawan seperti dibutuhkan kiat atau strategi-strategi agar operasional perusahaan tetap bisa berjalan dengan baik bahkan lebih efektif. Selain itu strategi yang saya jalankan juga akan membuka kesempatan bagi karyawan tersebut untuk mendapatkan promosi kenaikan pangkat atau jabatan. Berikut strategi-strategi tersebut saya uraikan baik berdasarkan pandangan pragmatis maupun sisi akademis.

a. Memanfaatkan kemampuan lebih karyawan saya yang suka melebih-lebihkan dirinya khususnya dalam membantu operasional kerja saya sebagai penyelia.

b. Selalu berkonsultasi dengan manajer departemen front office untuk melihat perkembangan pekerjaannya apakah apa yang ia lebih-lebihkan memang berguna demi operasional departemen saya atau malah merugikan.

c. Bersama-sama dengan departemen human resources merencanakan jenis pekerjaan yang paling tepat atau bahkan perpindahan departemen bagi karyawan tersebut sehingga di tempat itulah karirnya akan cepat menanjak.

d. Merancang program pelatihan dan pengembangan bagi karyawan tersebut sehingga kemampuan lebihnya bisa dimiliki oleh karyawan departemen lainnya.

e. Melaksanakan penilaian kinerja secara berkala dan mengajaknya untuk bertemu apabila apa yang ia lebih-lebihkan ternyata berbanding terbalik dengan hasil penilaian kinerja kepadanya.

f. Membaurkan karyawan tersebut dan memintanya untuk berbicara pada forum-forum pelatihan di hotel agar karyawan yang lain merasakan potensi dalam dirinya.

Sebagai seorang penyelia, saya harus tetap membiarkan keragaman tumbuh di lingkungan kerja saya di departemen front office. Termasuk dalam menangani karyawan saya yang suka melebih-lebihkan dirinya, hal ini harus diatasi dengan membiarkannya tumbuh namun dengan kontrol dan di posisi yang sesuai. Dengan strategi-strategi di atas, yang diharapkan tentunya tiga hal. Pertama, operasional departemen front office yang memuaskan. Kedua, kesempatan promosi dan kenaikan jabatan karyawan makin membesar. Dan ketiga, majunya bisnis hotel secara keseluruhan.

7. Bagaimana cara saya mengilhami seorang bawahan yang baik tapi kurang mempunyai rasa percaya diri?

Uraian Masalah :

Masalah yang terjadi dalam kasus ini adalah kesenjangan antara keinginan saya untuk mengilhami seorang bawahan saya demi majunya operasional departemen front office dan kenyataan kurangnya rasa percaya diri yang ada dalam diri bawahan tersebut. Masalah ini harus diselesaikan segera sebab di departemen front office, sebagai departemen pertama yang menyambut tamu, kepercayaan diri mutlak diperlukan. Untuk mengatasi masalah tersebut, langkah yang diperlukan adalah menumbuhkan rasa percaya diri karyawan tersebut terlebih dahulu. Akan tetapi, apabila rasa percaya diri masih belum tumbuh, langkah selanjutnya adalah menempatkan karyawan tersebut pada sebuah posisi paling ideal dengan kompetensinya. Jawaban terhadap soal ini akan menitikberatkan pada kiat-kiat meningkatkan rasa percaya diri pada karyawan tersebut.

Konsep teori :

Menurut Gerald Graham, Direktur Sekolah Bisnis Universitas Wichita State, cara paling efektif dalam mengilhami seorang bahwaan demi tujuan motivasi adalah dengan mengkaji riwayat dan pengalaman mereka. Sekali lagi, untuk menangani masalah ini, langkah yang diperlukan adalah mengidentifikasi faktor-faktor penyebab mengapa masalah ini bisa terjadi. Edi Setiawan, seorang personal trainer UNICOM, merumuskan beberapa tanda kurangnya rasa percaya diri pada seseorang. Tanda-tanda tersebut antara lain :

1. Mencari alasan atas segala tindakan

Orang yang percaya diri tidak butuh alasan atas setiap tindakan mereka, mereka hanya memberikan penjelasan secukupnya dan tidak mempermasalahkan orang lain percaya atau tidak pada penjelasannya. Jika seseorang membuat sebuah kesalahan, hal itu tidak akan mengubah siapa mereka. Adalah hak setiap manusia untuk membuat kesalahan dan kita tidak butuh sebuah alasan untuk menghindari hal itu.

2. Merespon Kritik dengan Cepat

Jika kita mengomentari kinerja seseorang dan ia dengan cepat membalas komentar kita dengan berbagai alasan untuk meyakinkan kita bahwa hal itu perlu dimaklumi, maka itu tanda sebuah rasa tidak percaya diri. Contohnya, jika kita mengatakan “Tumben kamu tidak dapat nilai bagus seperti biasanya?” dan teman kita langsung menjawab dengan cepat “Soalnya aku lagi capek, dan bla..bla.. “. jawaban seperti ini menunjukkan jika teman kita kurang percaya diri. Orang yang percaya diri akan mendengarkan lebih dulu sebuah kritik dan memilahnya apakah termasuk kritik yang membangun atau tidak.

3. Menutupi kekurangan

Adalah normal kita tidak ingin diejek karena kekurangan kita. Di dunia kerja, karyawan yang sering menutupi kekurangannya dilakukan dengan tidak belajar atas kekurangan yang dimilikinya.

4. Menjadi perfeksionis

Apakah itu perfeksionis? Cara gampang mengenalinya adalah jika kita menemui kalimat seperti “Aku harus dapat nilai sempurna” atau “Saya tidak boleh membuat kesalahan”. Seorang perfeksionis selalu menganggap dirinya gagal jika tidak mendapat dapat memenuhi targetnya dan hal ini membuat semakin berkurangnya rasa percaya diri. Seseorang yang percaya diri lebih memilih meraih keberhasilan daripada kesempurnaan. Jika dia sudah menganggap dirinya berhasil, maka dia tidak akan menghabiskan tenaga untuk membuat segalanya menjadi sempurna.

5. Body language

Salah satu tanda yang paling kasar adalah bahasa tubuh. Seseorang yang kurang percaya diri selalu mengambil ‘posisi bertahan’. Seperti melipat tangan diikuti dengan menyilangkan kaki. Bahasa tubuh adalah cermin dari perasaan yang sesungguhnya dari seseorang. Jika anda melihat seseorang melipat tangannya dan menyilangkan kakinya saat bersama anda, maka orang tersebut sedang berada dalam kondisi tidak nyaman berada dengan anda. Pikiran bawah sadarnya mengatakan bahwa melipat tangan atau menyilangkan kaki akan melindungi dirinya dari gangguan luar.

Pakar motivasi Gerald Graham juga memiliki beberapa kiat mengilhami seorang karyawan dalam ruang lingkup perusahaan. Kiat-kiat tersebut antara lain : (1) memberikan kepada pekerja keterangan yang mereka perlukan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang baik; (2) memberikan kesempatan umpan balik secara teratur; (3) meminta masukan dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka; (4) membuat saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga karyawan dapat menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaan/kehawatiran mereka dan memperoleh jawaban; (5) belajar dari para karyawan itu sendiri apa yang memotivasi mereka; (6) mempelajari apa saja kegiatan-kegiatan lain yang pekerja lakukan bila mereka mempunyai waktu luang, dan kemudian menciptakan kesempatan bagi mereka untuk melakukan kegiatan itu secara lebih teratur; (7) memberi selamat secara pribadi kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik; (8) terus menerus memelihara hubungan dengan orang yang mereka bawahi; (9) menulis Memo secara pribadi kepada mereka tentang hasil kinerja mereka; (10) menghargai karyawan karena pekerjaan mereka yang baik secara umum; (11) meliputi pertemuan-pertemuan pembentukan moril seperti “merayakan kesuksesan yang dicapai kelompok” dan tidak perlu dibesaar-besarkan cukup dengan memberitahukan kelompok pada waktu yang tepat bahwa mereka telah mengerjakan suatu pekerjaan dengan baik; (12) memberi karyawan satu pekerjaan yang baik untuk dikerjakan dan para penyelia harus memperlihatkan kepada karyawan bagaimana mereka dapat berkembang dan memberi kesempatan untuk mempelajari kemampuan-kemampuan baru; (13) memastikan apakah karyawan mempunyai sarana kerja yang terbaik; (14) Kenalilah kebutuhan-kebutuhan pribadi karyawan karena karyawan akan lebih terdorong untuk bekerja bagi perusahaan yang memperhatikan keperluan pribadinya; (15) Gagasan menggunakan kinerja sebagai sadar untuk promosi masih dianggap revolusioner; (16) menetapkan suatu kebijakan promosi dari dalam secara komprehensif; (17) menegaskan komitmen perusahaan terhadap perkaryaan jangka panjang; (18) membantu berkembangnya rasa “bermasyarakat” sehingga karyawan akan merasa betah di dalamnya, telah hilang; (19) Gajilah karyawan secara bersaing berdasarkan apa yang mereka kerjakan; dan (20) menawarkan “pembagian keuntungan” (profit sharing) kepada karyawan.

Alternatif solusi :

Berdasarkan pandangan akademis yang saya peroleh, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengilhami seorang karyawan yang tidak memiliki rasa percaya diri, langkah yang harus ditempuh adalah memberikannya motivasi. Berangkat dari kerangka ilmu yang dibicarakan sebelumnya, maka saya akan merancang strategi untuk mengilhami bawahan saya, namun kurang mempunyai rasa percaya diri. Berikut langkah-langkah yang saya tempuh untuk mengilhami karyawan baik yang tidak memiliki rasa percaya diri berdasarkan perspektif pragmatis dan akademis.

1. Mengkritik karyawan itu tidak di hadapan orang lain

Mengkritik karyawan di hadapan orang lain adalah pembunuh motivasi/rasa percaya dirui nomor satu. Oleh karena itu, demi munculnya rasa percaya diri karyawan itu, saya tidak akan permalukan karyawan di hadapan orang lain. Selain mematikan rasa percaya diri, mengkritik karyawan di hadapan orang lain akan dapat membunuh karakter seseorang dan menimbulkan dendam.

2. Tidak menghina/merendahkan karyawan.

Melontarkan kata-kata seperti, "bodoh", "goblok", atau kata-kata penuh hinaan lain adalah tindakan yang harus saya hindari jauh-jauh. Ketika karyawan yang baik itu melakukan kesalahan, langkah yang saya lakukan pertama kali adalah memberitahu cara pelayanan yang benar dibandingkan merendahkan bahkan menghinanya.

3. Tidak menganggap karyawan sebagai alat

Sebagai penyelia, saya sudah pasti menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan. Cara mengilhami terbaik adalah selalu menganggap karyawan tersebut sebagai aset utama saya dalam bekerja di departemen front office.

4. Berlaku dengan adil

Sebagai seorang penyelia, saya tidak akan melakukan diskriminasi atas alasan apapun kepada masing-masing karyawan. Mereka semua saya anggap sebagai yang terbaik. Dengan berlaku adil, saya harap tidak ada bawahan yang merasa lebih diperhatikan atau kurang diperhatikan. Sehingga setiap karyawan memiliki kepercayaan diri yang tinggi secara merata.

5. Mengajak karyawan untuk melatih kepercayaan diri

Usaha melatih kepercayaan diri saya lakukan dengan melaksanakan pelatihan dan pengembangan presentasi secara terbuka. Pelatihan kepercayaan diri dapat dilaksanakan dengan melakukan role play atau bermain peran. Khusus bagi karyawan dengan kepercayan diri rendah, maka saya akan berikan porsi lebih banyak

6. Tegas dalam mengambil keputusan.

Semua bawahan saya membutuhkan sebuah keputusan yang tegas, segera, namun bijaksana. Hal ini harus dilakukan sebab apabila karyawan dipimpin oleh penyelia yang bimbang, maka keputusan mereka pun bimbang. Hal ini cepat sekali menjegal motivasi.

7. Memberikan kesempatan karyawan mengambil keputusan sederhana

Tidak semua keputusan berada di tangan saya sebagai penyelia. Terkadang, dalam situasi mendesak dan masalah yang sederhana, karyawan saya harus diberikan kesempatan member keputusan. Mengambil keputusan akan membuat kepercayaan diri karyawan saya itu meningkat.

8. Mendelegasikan pekerjaan pada karyawan

Sebagai pihak dengan tingkat kepercayaan diri tinggi dalam bekerja, saya akan menularkan virus percaya diri kepada bawahan saya. Menularkan virus percaya diri itu saya lakukan dengan mendelegasikan beberapa tugas saya. Tentunya sebelum mendelegasikan tugas, saya berani mempertanggungjawabkan kinerja karyawan saya yang dalam kasus ini adalah karyawan yang baik.

Selain langkah-langkah yang saya sebutkan di atas, langkah mengilhami karyawan dengan percaya diri rendah juga saya lakukan dengan mengantisipasi segala bentuk faktor penyebab kurangnya percaya diri. Dengan langkah-langkah ini, saya harap operasional departemen front office berjalan dengan baik sesuai harapan manajemen puncak.

3. Manakah cara yang paling efektif untuk memuji bawahan? (Soal tambahan)

Uraian Masalah :

Memuji karyawan adalah salah satu metode motivasi yang cukup efektif. Sayangnya tak jarang dalam memuji, saya sebagai penyelia di departemen front office memiliki kesulitan. Karyawan yang dipuji tak jarang bersikap angkuh atau sombong dan karyawan yang tidak dipuji menjadi minder dan kurang percaya diri. Memuji yang berlebihan juga tak jarang berakhir pada menurunnya kinerja karyawan akibat merasa diri paling hebat. Masalah yang muncul terjadi akibat adanya kesenjangan antara harapan saya sebagai penyelia yang harus memotivasi karyawan dengan memuji atas keberhasilan bawahan dan kenyataan hal-hal yang mungkin terjadi akibat pujian itu sendiri. Untuk itulah diperlukan langkah-langkah efektif dalam memuji bawahan.

Konsep teori :

Bob Nelson, seorang pakar dalam memotivasi karyawan, menyebutkan bahwa memuji adalah salah satu bentuk penghargaan yang paling murah. Ia sama sekali tak membutuhkan biaya. Ada sebuah survey karyawan yang mengungkapkan bahwa pujian dari atasan di saat mereka melakukan sesuatu yang baik adalah insentif nomor satu yang paling memotivasi. Namun, 60% karyawan mengatakan bahwa mereka jarang menerima pujian. Ini kemungkinan karena banyak dari atasan tidak mengetahui bagaimana memberikan pujan yang efektif. Menurut Bob Nelson, karakter pujian yang dampak member motivasi karyawan adalah sebagai berikut.

a. Tepat pada waktunya

b. Tepat pada pihak yang kinerjanya melampaui harapan

c. Bersifat pribadi

d. Tidak bersifat menjatuhkan karyawan lainnya

e. Tidak bersifat keterpaksaan

f. Tidak memberikan pernyataan negatif dibalik sebuah pujian (tanpa kata ‘tapi’)

Alternatif solusi :

Sebagai seorang penyelia di departemen front office, saya wajib untuk memuji karyawan yang kinerjanya memuaskan atau berada di atas standar (exceed expectation). Untuk mengantisipasi hal-hal negatif yang timbul sebagai dampak memuji, maka diperlukan beberapa cara efektif. Berikut cara-cara yang saya tempuh dalam memuji bawahan saya. Saya menyebut strategi memuji yang positif dengan istilah ASAP, yaitu as Soon, as Sincere, as Personal, as Positive and as Proactive as possible. (Sesegera, setulus, sejelas, sepersonal, sepositif dan seproaktif mungkin)

1. as Soon as possible (sesegera mungkin)

"Timing" memberikan pujian sangatlah penting, apalagi bila ditujukan untuk menekankan sesuatu yang baik. Saya akan memberikan pujian sesegera mungkin setelah tugas atau tindakan yang saya harapkan diselesaikan bawahan saya. Ambil contoh apabila karyawan saya mampu menjual kamar kepada tamu, sehingga memaksa tamu extend untuk menginap, bila perlu saya akan memotong pembicaraan saya untuk member pujian yang sesegara tadi.

2. as Sincere as possible (setulus mungkin)

Saya akan memuji karyawan saya dengan penggunaan kata-kata yang halus dan bukan karena terpaksa. Memuji karyawan dengan sikap tulus akan membuat kata-kata saya tidak terasa hambar. Salah satu contohnya adalah mengatakan bahwa operasional front office tidak akan berhasil tanpa kerja keras bawahan saya tersebut.

3. as Specific as possible (sejelas mungkin)

Sebuah pujian pada seorang karyawan tentu akan berbeda dengan karyawan lain. Oleh sebab itulah maka saya akan menjelaskan di kemudian waktu mengapa saya memuji karyawan tersebut tentunya dengan penjelasan yang lengkap tentang prestasinya.

4. as Personal as possible (sepribadi mungkin)

Nelson menyebutkan bahwa kunci menyampaikan pesan anda adalah dengan berhadap-hadapan. Hal ini akan saya lakukan untuk menunjukkan betapa pentingnya apa yang dilakukan oleh karyawan tersebut sehingga saya rela menyingkirkan pekerjaan saya sejenak.

5. as Positive as possible (sepositif mungkin)

Dalam memuji, saya akan selalu bersifat positif. Caranya adalah dengan tidak menutup suatu pujian dengan catatan kritis. Misalnya saya tidak akan mengatakan "Anda telah melakukan kerja yang baik, tapi ada beberapa koreksi,". Hal ini karena kata "tapi" menjadi penghapus bagi seluruh pujian.

6. as Proactive as possible (seproaktif mungkin)

Sikap memuji akan saya lakukan dengan proaktif yaitu tidak menunggu sebelum diminta oleh manajer saya. Sebagai penyelia, sudah menjadi kewajiban bagi saya untuk memuji bawahan dengan kinerja memuaskan.

Sekali lagi, sebagai bentuk motivasi kerja karyawan, sebagai penyelia saya harus member pujian bagi karyawan dengan kinerja yang memuaskan. Akan tetapi, dengan strategi yang jitu, memuji tidak akan berakhir dengan menurunnya operasional kerja perusahaan.