Jumat, 16 Oktober 2009

PARIWISATA SUNGAI UNTUK DENPASAR YANG BERBUDAYA




Bali baru saja menjadi tuan rumah konferensi tingkat dunia anti global warming. Bali mendobrak dunia untuk menyelamatkan lingkungan dan bumi secara global untuk kehidupan umat manusia. Pada saat bersejarah tersebut seakan-akan membuat khalayak internasional tercengang. Bagaimana tidak ? Bali yang terkenal dengan surga wisata ternyata mampu menjamu tamu-tamu asingnya sehingga mereka mampu menghasilkan sebuah keputusan bahwa dunia perlu mengantisipasi global warming. Bali juga mampu melanjutkan perjuangan masyarakat peduli lingkungan yang sebelumnya telah dituangkan di Protokol Kyoto. Selain itu, menjadi tuan rumah konferensi anti pemanasan global tingkat internasional membawa persepsi rakyat dunia bahwa Bali adalah pulau yang sangat peduli dengan lingkungan hidupnya sendiri.

Apakah persepsi tersebut benar adanya? Sayangnya, Bali yang menjadi tuan rumah justru tidak mengindahkan lingkungan hidupnya sendiri. Yang paling utama justru terjadi di ibukotanya sendiri yaitu Denpasar. Seiring dengan perkembangan pariwisata, Bali pada umumnya dan Denpasar pada khususnya didatangi oleh banyak orang dari penjuru dunia. Menjadi kota yang padat ternyata tidak selalu menguntungkan Denpasar. Efek terburuk yang diterimanya adalah rusaknya lingkungan hidup kota ini. Bencana yang paling sering ditemui di Kota Denpasar adalah banjir. Penyebab utamanya tentunya karena saluran air khususnya sungai yang tidak tertata dengan baik. Maka tidak salah kiranya kita menyimpulkan bahwa matinya nyawa lingkungan hidup di Denpasar terletak pada rusaknya ekosistem perairan darat atau sungainya. Jadi, apakah persepsi tersebut cocok menggambarkan karakter budaya lingkungan hidup rakyat Bali ?

Mau tidak mau, suka tidak suka, Bali harus berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup minimal dengan memelihara lingkungan lokalnya sendiri. Sebenarnya, terdapat sebuah jenis wisata yang dapat merealisasikan hal tersebut. Sebuah jenis wisata yang juga telah menginspirasi Inggris dan Australia, merubah kedua negara ini sehingga mereka memiliki sebuah aset berharga dalam kedua kota besar mereka, London dan Sydney. Sebuah jenis wisata yang belum terpikirkan oleh Bali. Sebuah wisata yang mengandalkan perairan darat. Sebuah wisata yang dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup di daerah perkotaan sekalipun. Sebuah wisata yang mampu menjaga kelangsungan konsumsi air bersih bagi warganya. Sebuah wisata yang mampu memperkenalkan Denpasar sebagai kota berwawasan budaya. Wisata perairan yang bernama pariwisata sungai yang cocok diterapkan di Bali khususnya di Denpasar sebagai ibukota. Lalu apakah saja keuntungan yang bisa diperoleh oleh Denpasar, dan jenis wisata sungai seperti apa yang cocok untuk Denpasar, serta langkah-langkah apa saja yang harus dilaksanakan Denpasar untuk melaksanakan pariwisata di daerah perairan darat itu sendiri ? Artikel ini membahas sebuah ide inovatif dan kreatif yang belum pernah terpikirkan sebelumnya tentang sebuah wisata idaman di perairan darat.

Kita tentu kembali bertanya-tanya apakah jenis wisata sungai yang cocok dikembangkan di perairan darat di Denpasar? Ketika ide ini coba ditanyakan penulis kepada beberapa responden, banyak di antara mereka yang pesimis dengan wisata sungai. Akan tetapi, rasa optimis terasa muncul tatkala kita tahu bahwa Bali baru saja dengan sukses menjadi tuan rumah Asian Beach Games yang satu di antaranya menggunakan venue Sungai Suwung di Denpasar. Olahraga dayung yang dilaksanakan di sana setidaknya mampu menunjukkan Bali kepada dunianya bahwa potensi wisata sungai di Bali masih terbuka layaknya jenis wisata bahari lainnya. Oleh karena itu, penulis mengajukan usul agar wisata sungai yang pertama kali diperkenalkan di Bali adalah wisata olahraga sungai. Jenis olahraga wisata sungai yang mampu dikembangkan antara lain olahraga perahu naga dan olahraga kano. Jenis wisata sungai selanjutnya yang sangat prospektif dikembangkan di Bali adalah pembangunan kompleks restoran dan penginapan di sekitar areal sungai. Wisata perairan seperti kapal-kapal pesiar di sungai juga menarik namun untuk hal ini tampaknya memerlukan modal dan waktu ekstra dibandingkan yang lainnya. Kelima sungai terbesar di Denpasar yaitu Tukad Ayung, Tukad Ngenjung, Tukad Pungawa, Tukad Badung termasuk Loloan, dan Tukad Suwung dapat dijadikan ujung tombak masa percobaan pariwisata sungai.

Berangkat dari keuntungan yang diperoleh dari wisata sungai di negara-negara lain di dunia, maka kiranya keuntungan serupa akan diperoleh Bali, utamanya Denpasar. Berikut akan dipaparkan keuntungan dari segala aspek yang akan diperoleh dalam menerapkan pariwisata sungai.

1. Lingkungan hidup

Seringnya Bali, khususnya Denpasar mendapat musibah banjir sepertinya akan segera ditanggulangi apabila pemerintah Bali serius menjalankan wisata sungai atau perairan darat. Wisata sungai akan selalu menuntut pihak masyarakat dan pemerintah untuk selalu menjaga kelestarian sungai mereka. Jika sungai menjadi objek wisata, maka sungai akan selalu terjaga kebersihannya. Komunitas perairan darat seperti ikan tawar dan udang-udangan akan dengan mudah ditemui. Namun tentu saja hal tersebut bukanlah menjadi hal yang mudah dilakukan. Lihat saja apa yang terjadi pada wisata pantai yang menjadi primadona Bali. Hal yang patut dicontoh adalah seperti apa yang terjadi di sungai Thames di Inggris dan sungai di kota Sydney. Sebelum dijadikan wisata perairan darat, kedua sungai tersebut sangat kumuh persis seperti apa yang terjadi di perairan darat di Denpasar Bali. Akan tetapi coba tengok nasib kedua sungai tersohor tersebut. Selain menjadi lokasi wisata, tempat berlabuhnya kapal-kapal mewah, kedua sungai tersebut ternyata juga menjadi habitat satwa perairan darat sekaligus memberikan pesona bagi manusia yang sedang melepas lelah. Akankah nasib tukad Badung sebaik sungai Thames ?

2. Pengenalan budaya sekitar sungai

Sungai di kota Denpasar terletak atau melalui berbagai jenis daerah yang menyimpan budaya khas Bali. Salah satunya adalah melewati pasar Kumbasari yang merupakan pasar seni terbesar di Bali. Jika berkaca pada wisata sungai di Sydney Australia, maka gedung pusat kebudayaan kita dapat dibangun di sekitar jalur sungai. Setidaknya budaya di Denpasar menjadi lebih mudah diperkenalkan lewat wisata sungai ini, layaknya yang terjadi di Gedung Kebudayaan di areal sungai Sydeny. Jadi, wisatawan tidak perlu susah-susah melewati padatnya lalu lintas hanya untuk melihat budaya masyarakat Bali.

3. Pelopor budaya disiplin

Terdapat fakta yang unik pada sungai Thames di Inggris ketika wisata sungai ini mulai dibuka. Masyarakat di sana yang sebelumnya tidak hirau dengan masalah kebersihan diajak untuk memelihara kebersihan di sungai Thames. Bagaimana tidak ? Jika mereka tidak disiplin merawat sungai Thames, tidak membuang sampah di sana, dan tidak secara rutin membersihkan bagian hulu dan hilirnya, mungkin wisata sungai Thames hanya akan berjalan sesaat. Akankah hal tersebut juga akan berlaku untuk masyarakat di Denpasar yang kita tahu memiliki rasa disiplin yang harus ditingkatkan ? Mari kita lihat jika wisata sungai ini sudah terealisasikan di Denpasar.

4. Sarana transportasi

Kemacetan di Denpasar saat ini sudah mencapai pada titik terpadat sepanjang sejarah. Wisata perairan darat sebenarnya dapat mengatasi hal ini sebab dengan adanya wisata sungai, maka sungai juga dapat berfungsi sebagai sarana transportasi. Coba kita tengok pada negara Italia yang memiliki kota Venesia. Selain wisata sungai, sungai di Venesia juga digunakan sebagai sarana transportasi. Walaupun menyaingi Venesia merupakan hal yang sulit dilakukan oleh Denpasar, namun menjadikan transportasi sungai menjadi transportasi alternatif sekaligus transportasi ramah lingkungan mirip seperti apa yang terjadi di Venesia, Italia adalah sesuatu yang tidak mustahil.

5. Devisa

Wisata sungai akan menambah wisata-wisata lain yang sebelumnya sudah dikembangkan dengan sukses di Bali. Setiap jenis wisata yang dikembangkan di Bali selalu menambah pundi-pundi devisa bagi Indonesia. Memang untuk mengusahakan jenis wisata yang baru diperlukan banyak modal baik sumber daya alam, uang, maupun sumber daya manusia. Akan tetapi, jika semuanya dilakukan secara serius dan berkesinambungan, niscaya wisata sungai di Bali akan membawa keuntungan devisa yang melimpah bagi di negeri ini. Bahkan bukan tidak mungkin jika wisata sungai ini dijadikan inspirasi bagi daerah lain, maka sektor pariwisata akan semakin memantapkan dirinya menjadi penyumbang utama devisa negara.

Melihat keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh Denpasar pada khususnya dan Bali pada umumnya, membuat kita tertarik untuk segera mencari jalan dan langkah-langkah merealisasikan wisata sungai di Denpasar.

1. Membuat aturan lingkungan hidup

Tatkala sebuah perubahan dibentuk, hal yang paling ampuh untuk mengantisipasinya adalah aturan. Jadi, pada saat pemerintah Bali memulai usahanya wisata sungainya, maka yang paling utama dibuat sebelumnya adalah aturan lingkungan hidup bagi masyarakat di Bali khususnya Denpasar. Pada saat sungai-sungai di Denpasar mulai dibersihkan dan direklamasi, maka masyarakat Bali wajib menjaga agar wisata sungai tetap dalam keadaan bersih dan siap untuk dijual. Ketika sungai Thames di Inggris mulai dibersihkan dan dimanfaatkan sebagai wisata sungai, masyarakat London dengan proaktif menjaga kelestarian sungai Thames. Apakah hal tersebut juga akan terjadi di Denpasar nantinya ? Sanksi adalah hal yang ampuh untuk menemani peraturan ini. Sanksi ini pun harus dilakukan secara tegas dan mengikat.

2. Pembersihan total pada perairan darat seluruh Bali

Sungai di Denpasar menurut segala sumber penelitian memang dalam kategori yang mengkhawatirkan. Selain telah dicemari oleh limbah-limbah berbahaya, malah makin diperparah dengan pemukiman kumuh di areal bantarannya. Persoalan sungai di Bali semakin kompleks tatkala ditemukan juga di daerah hulu dan juga hilir. Untuk itu merealisasikan wisata sungai, pembersihan besar-besaran di areal sungai yang ada di Denpasar. Pembersihan yang akan dilaksanakan layaknya bisa mencontoh seperti apa yang dilakukan di sungai Thames di Inggris. Pembersihan dilakukan dengan swadaya masyarakat dibantu peralatan modern. Mengenai kelangsungan kelestarian sungai, peraturan dan sanksi harus menjadi tameng untuk segalanya.

3. Menyiapkan infrastruktur seperti transportasi dan areal taman

Setiap sebuah areal wisata dibangun, infrastruktur pendukung pun harus selalu dibangun di sekitarnya. Infrastruktur tersebut biasanya dipelopori oleh pemerintah dan diikuti pihak swasta. Makin baik lagi kalau pembangunan infrastruktur mengikuti daerah wisata sungai terkenal di negara lain. Infrastruktur yang biasa dibangun di sekitar areal wisata sungai biasanya taman-taman bermain, pelabuhan kapal untuk bersandar, dan arena-arena pemancingan. Karena mau tidak mau, infrastruktur seperti ini bisa berfungsi sebagai pemanis suasana wisata sungai.

4. Membangun pusat-pusat budaya di sekitar sungai

Konsep pusat kebudayaan di sekitar areal sungai layaknya di Sydney Australia sangat mungkin dilakukan di Denpasar. Sungai di Denpasar melalui pusat kebudayaan yang khas bernuansa Bali. Seperti contohnya, sungai paling terkenal di Denpasar, Tukad Badung melalui pusat budaya seperti Pasar Seni Kumbasari, Puri Badung, dan Pasar Badung. Selain dilengkapi dengan areal permanen, sungai-sungai besar di Bali juga melewati perdesaan yang masih khas adat Balinya. Kalaupun untuk sungai-sungai yang tidak melalui pusat-pusat kebudayaan, sepertinya dapat dibangun pusat kebudayaan khas Bali seperti museum dan galeri lukisan. Yang jelas, membangun pusat kebudayaan di areal sekitar sungai bukanlah merupakan sebuah masalah berarti bagi masyarakat Bali yang sangat kaya dengan khasanah seninya.

5. Menjalankan wisata sungai dengan budaya tertib

Salah satu masalah utama setiap jenis pariwisata yang dilakukan di Bali adalah kedisiplinan untuk tertib dari para warganya. Kita harus mengakui bahwa budaya disiplin masyarakat Bali masih kurang. Tengok saja pantai-pantai di Bali yang penuh dengan sampah. Begitu pula dengan objek wisata lainnya. Maka dari itulah, ketika wisata sungai dibuat, maka sudah sepatutnya ketertiban warga harus dijaga. Tidak ada lagi masyarakat yang membuah sampah ke areal sungai. Seluruh bentuk ketertiban ini haruslah dimulai dari kesadaran masyarakat itu sendiri.

Seluruh uraian di atas berujung pada sebuah kalimat optimistis bahwa pariwisata sungai sudah saatnya direalisasikan di Denpasar. Sebagai ibukota Bali yang terkenal dengan pariwisata budayanya, pariwisata sungai juga dapat berperan sebagai sarana mempertegas Denpasar sebagai kota berwawasan budaya. Optimisme tersebut juga didukung oleh keuntungan yang diperoleh Denpasar jika menjadikan wisata sungai sebagai sarana memperkenalkan budayanya. Selain keuntungan secara lingkungan hidup (mengingat Denpasar adalah sebuah kota besar), keuntungan lainnya adalah dapat dengan mudah memperkenalkan budaya di daerah aliran sungai, dapat mempelopori disiplin masyarakat perkotaan, menjadi sarana transportasi, dan yang terakhir tentu menambah pundi-pundi devisa kota ini. Jenis wisata sungai yang mungkin dapat mengawalinya adalah wisata olahraga di sungai seperti perahu dayung dan kano. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk merealisasikan pariwisata sungai antara lain : membuat aturan lingkungan hidup, pembersihan total pada perairan darat, menyiapkan infrastruktur seperti transportasi dan areal taman, membangun pusat-pusat budaya di sekitar sungai, dan menjalankan wisata sungai dengan tertib.

Tentunya jalan mewujudkan pariwisata sungai untuk menjadikan Denpasar semakin berbudaya tidak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah kota Denpasar secara keseluruhan. Dalam hal ini rakyat Denpasar haruslah memegang peran secara signifikan karena pariwisata tersebut wujudnya datang dari rakyat, oleh rakyat, dan hasilnya pun dinikmati oleh rakyat. Oleh karena itu, selain pemerintah harus dengan gigih membuat segala aturan tentang peraturan tentang pariwisata sungai ini, serta mengawasinya, rakyatlah yang harus memegang kendali akan pariwisata sungai. Kelestarian lingkungan hidup daerah alur sungai harus selalu dijaga. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah rakyat harus bekerja keras memasarkan objek wisata sungainya. Denpasar pun dapat mempelopori pariwisata sungai untuk seluruh kota di Bali maupun di Indonesia. Jika hal ini dijalankan secara teratur dan berkesinambungan, niscaya Denpasar akan menjadi kota yang semakin berbudaya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. HUT ke-17 Kota Denpasar. dalam Cyber School Kota Denpasar Edisi Senin, 23 Februari 2009.

Anonim. 2009. River Thames : From Source to Sea. From National Geographic News : Nature Return to Thames.

Carp. 2009. About The Clean Annapolis River Project. In Clean Annapolis River Project Official Website.

Jodhi. 2007. Dinas PU Denpasar Gelontor 25 Sungai untuk Antisipasi Banjir. Harian Kompas edisi 4 Agustus 2007 “Edisi Negeriku”.

Muliawan. 2009. Air Sungai dan Selokan di Denpasar Tercemar Logam Berat. dalam http://selebzone.com

Sabarini, Prodita. 2007. Bali Promises Relief for Murky Rivers. From The Jakarta Post 16 July 2007 edition.

Senin, 24 Agustus 2009

6 Months unforgetable memories




In this feedback I’d like to say a full of gratitude for all of the people who works with me when I had 6 months traineeship on Human Resources Department Four Seasons Resort Bali at Jimbaran Bay. First of all I want to say a huge thank you for Human Resources Staff : Bapak Sumawidana (Director of Human Resources), Ibu Enong Gani (Human Resources Manager), Ibu Sri Nuka (Learning Manager), Bapak Andrie Prabowo (Former Learning Manager), Ibu Kadek Purnama, Mbak Elisa Soesilo (Human Resources Coordinator), Ibu Yulie Mills (English Learning Facilitator), Ibu Ety S. (Asst. Dir. of HR), Ibu Mila (Learning Coordinator), and Pak Henry Manik (Human Resources Cor.) for their help and their corporation when I had 6 months traineeship in Four Seasons. I want to say a big apologize if I had a lot of mistake in my traineeship. I wish luck and success for all of your career. I really hope my 6 months traineeship will bring me to be a success person especially in hospitality industry. I never forget all of your advises so I feel there’s a great changes in me, change to better than before. I always remember Pak Suma’s sentence for me : “Handi, you shouldn’t come here and meet me again if you’re not become a great and success person, and I believe you’ll be in that place”. For the other employees, contract workers, and trainees, in Four Seasons, all of you are great and kind people, I learn so many things from you, learn about attitude, learn about service, and learn how we work in the real hospitality. Especially for Pak John I say thank you for your permission so I can take my traineeship program in Four Seasons. Thank you for your kindness and I will not forget you all. Please forgive me when there’re some many mistakes that I had ever made. Feedback which I made in this opportunity is to report what I’ve done in my 6 months internship program in Human Resources Department in Four Seasons Resort Bali at Jimbaran Bay. For 6 months internship program in Four Seasons, I must pass the qualification , 4 stages interview. I applied in Front Office Department at first, but on my 1 stage interview with Learning Manager, he told me that I was qualified to get internship in Human Resources. I was very interesting in that moment because I think in Human Resources, I can learn a lot of things about people skill, people development, and how to manage the people. In that moment I was feeling I can get more things in Human Resources than in Front Office. Then I accepted that choice and I was continued until Stage IV when I meet with the Resort Manager. My traineeship program was started on Monday, 22nd December 2008. On my 1st date in Four Seasons, I felt very surprised because there’re a lot of things that I didn’t know before. Fortunately there’s a friend who always help me in the learning process. I got my orientation and that moment. But The Manager of Human Resources gave me the full orientation on 24th December 2008. In that orientation I felt that I reborn from only stupid student who didn’t know about hospitality industries and I felt brain cleaning to be Four Seasons hospitalized person. There’re so many things come Four Seasons like their golden rule, their core and culture standard, and their attitude. I felt very comfortable with that principle. I felt like there’re so much rules that can bring me to finish the job everyday. Six months traineeship program is consist of full of learning program for me. Of course, I learn a lot think about the principle about Four Seasons. How we expecting people more than we concern about our profit that we get. I also attracted with development program in Four Seasons. Four Seasons Home Office in Canada always look at our development program. There’re a lot of training program that I’ve joined when this opportunity. I joined the Supervisory Development Program, Leadership Program, e-KS Blended Class, e-Talent Class, and many more. But the best learning program that I’ve joined is Managing through Economic Downturn. In this training, I learn how Four Seasons still survive in global economic crisis. The conclusion is Four Seasons is very amazing. The other things that I learned from Four Seasons is off course about Human Resources in globally. My senior always told me how we make a communication with the other people. How we threat others and respecting them. And how we give our honor. I say a great thank you when my senior give me the surprise in my birthday. I also want to say thank you for Ibu Yulie (ELP Teacher) who give me belief to be a part of her newsletter team. I made 3 articles. I also have a great experience when Ibu Luh Resiki trust me to in charge at Ganesha Gallery. I learned so many thing in the gallery especially about how we make guest contact. Fortunately, I sold a painting with 2.500 US $ price. Amazing experience. Well, I know that I can’t tell all of my wonderful experience in this feedback. So many things that I should say about my 6 months experience. But the conclusion is I think I can’t pay back all of your kindness for me. I just only can say thank you and I think I must still learn everything. Again, please forgive me if there’re so many mistakes. My mottos is “No body’s perfect so always learning about our mistake”. That’s all about my feedback.

Selasa, 18 Agustus 2009

BULOG UNTUK ENERGI DUNIA 2020 : MIMPI MENUJU KENYATAAN

Tahun 2008 baru saja dikukuhkan tahun swasembada bagi pertanian Indonesia. Bersamaan dengan berita indah itu, muncul lagi sebuah berita sangat menggembirakan untuk negeri ini. Tahun 2020 yang diprediksi akan menjadi era peralihan sumber energi, dari energi fosil menjadi energi biofuel. Prediksi ini ternyata sangat berpihak pada Indonesia. Faktanya, Indonesia akan memasuki era ini dengan bahan dasar pangan biofuel yang semuanya tersedia di Indonesia. Contoh-contohnya antara lain tanaman jarak, kelapa sawit, hingga jagung dan beras. Fakta ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negeri adidaya di era 2020 itu. Indonesia diprediksi pula akan menjadi penyuplai tunggal seluruh energi yang akan digunakan di dunia. Artinya, dengan penuh bangga, kita dapat berasumsi, dunia tidak akan bisa hidup tanpa Indonesia di tahun 2020 (www.metro.tv).

Sayangnya, Indonesia tampak tidak mengantisipasinya dengan riset yang mumpuni. Indonesia menatap tahun 2020 yang sangat menjanjikan itu dengan pesimis. Para ahli malah menganggap potensi biofuel dari bahan pangan itu sebagai sebuah kerugian bagi bangsa kita. Bangsa kita akan dijajah, tumbuhan penghasil biofuel akan dieksploitasi besar-besaran, layaknya sumber daya fosil yang kita miliki saat ini. Alasan utamanya adalah karena hingga saat ini, riset Indonesia tentang bahan energi biofuel sangatlah minim. Dengan alasan yang samalah, kita mengetahui mengapa saat ini kita temukan banyak potensi energi fosil kita malah dikuasai oleh bangsa asing. Singkatnya, dengan riset yang minim, potensi bahan biofuel malah tidak bisa termanfaatkan.

Dua fakta yang sangat ironis tadi berujung pada sebuah kalimat pertanyaan. Bagaimana langkah yang harus dilakukan untuk memanfaatkan potensi pangan yang kita miliki sebagai energi biofuel ? Peran ini secara garis besarnya ditanggung oleh sebuah badan pangan nasional bernama Bulog (Saifullah, 2009).

Bulog sebagai perum penguat ketahanan pangan berperan besar dalam penyedia pangan masyarakat, sekaligus penyedia sumber energi Indonesia, bahkan pemasok sumber energi dunia yang menjadikan Indonesia negara yang makmur. Sudah saatnya bulog yang selama ini berperan untuk memastikan ketahanan pangan dalam negeri, meningkatkan perannya sebagai pemasok bahan pangan sumber energi baik dalam maupun luar negeri. Penulis mencoba untuk memberikan langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan bulog untuk menjadikan Indonesia sebagai negeri adidaya sekaligus mewujudkan mimpi penulis agar bulog berhasil menjadi pemasok energi dunia di tahun 2020.

Untuk mewujudkan mimpi bulog untuk menjadi pemasok energi dunia di tahun 2020, penulis mencoba untuk menguraikan langkah-langkah konkret. Berikut uraiannya.

1. perbanyak riset

Dunia ini sudah sangat waspada akan sumber energi di masa depan. Mengingat sumber energi fosil yang disediakan bumi sudah semakin menipis, maka ilmuwan-ilmuwan dunia berlomba-lomba menguji sumber energi lainnya, terutama sumber energi biofuel. Sayangnya, hal ini tidak terlalu berlaku di Indonesia. Maka dari itu, untuk mewujudkan mimpi bulog sebagai pemasok energi biofuel dunia 2020, langkah paling pertama dan utama yang harus dilakukan perum bulog adalah memperbanyak riset. Jika melihat pada fakta sekarang, ternyata di negeri ini, eksperimen untuk menguji bahan bakar biofuel hanya dilakukan belasan kali per tahunnya, padahal di Amerika Serikat sendiri, dengan potensi biofuel yang jauh di bawah Indonesia, riset mencapai ribuan kali per tahunnya. Oleh karena itulah, Bulog sebagai lembaga pemerintah yang berwenang, sangat diharapkan untuk menyiapkan areal, dana, dan program kerja khusus yang terstruktur untuk mengadakan ribuan riset mengenai penggunaan bahan bakar biofuel di masa depan. Bukankah ilmuwan Indonesia tidak kalah kualitasnya dengan Amerika Serikat? Riset yang dilakukan tidak hanya berupa pengujian bahan pangan seperti daun jarak, kelapa sawit, dan kacang-kacangan sebagai penghasil minyak beroktan tinggi, melainkan juga menguji kemungkinan bahan pangan lainnya yang melimpah yang tersedia di Indonesia seperti beras, ketela pohon, kentang, hingga jagung, sebagai sumber energi alternatif di tahun 2020 nanti. Hal ini haruslah diperhatikan secara serius oleh bulog dan bila perlu program riset ini diawasi oleh departemen pertahanan nasional sehingga hasil riset yang bersifat rahasia tidak sempat untuk disadap oleh pihak asing. Dengan kata lain, riset merupakan langkah kunci bulog sebagai pemasok energi biofuel di tahun 2020, dan haruslah dilakukan terprogram dengan rapi.

2. kembangkan sumber pangan alternatif

Para ilmuwan sudah sepakat, tahun 2020 nanti bumi membutuhkan sumber energi alternatif berupa bahan biofuel yang berasal dari bahan pangan manusia sehari-hari. Konsekuensinya, manusia akan terancam krisis pangan karena sumber pangannya sudah dialihkan untuk pengganti bahan bakar fosil. Untuk itulah, langkah kedua yang harus dilakukan bulog adalah meneliti bahan pangan alternatif. Lagi-lagi eksperimen, tampaknya bulog harus mencari pengganti beras sebagai bahan makanan pokok rakyat Indonesia jika mau menjadi pemegang kunci energi dunia di 2020. Beberapa jenis makanan laut ternyata dapat diteliti sebagai bahan makanan yang mengandung kandungan gizi sebanding dengan bahan makanan saat ini. Bahan makanan tersebut antara lain rumput laut, beberapa jenis plankton, beberapa jenis mollusca, dan juga siput. Tentunya bulog juga harus bekerja keras untuk menemukan sumber pangan alternatif itu dengan jangka waktu yang sangat singkat. Ingat, masyarakat Indonesia haruslah dibiasakan untuk menjauh dari beras, beralih ke makanan-makanan yang tidak lazim tadi, untuk mengantisipasi bahan energi biofuel di tahun 2020 nanti.

3. kontrak menguntungkan dengan petani

Dengan dua langkah pamungkas tadi, apakah bulog sudah dapat melenggang dengan aman dalam menjadi pemasok sumber energi biofuel 2020? Jawabannya tidak. Bulog harus mengingat kembali kepada kunci sukses swasembada pangan 2008 kemarin. Kuncinya ada di tangan petani. Jadi, bila kita ingin agar sumber energi biofuel dunia bisa kita pasok lewat bulog, maka bulog harus memperhatikan kaum petani. Langkah paling konkret yang harus dilakukan adalah dengan membuat kontrak yang menguntungkan bagi petani. Sekali lagi bukanlah menguntungkan bulog, tapi menguntungkan petani. Kontrak ini hendaknya berupa pemberian bibit bahan pangan biofuel secara gratis kepada petani, pemberian pupuk bersubsidi, bantuan irigasi, dan diakhiri dengan harga jual bahan pangan tadi dengan harga yang menguntungkan petani itu sendiri. Apabila kontrak menguntungkan ini telah dibuat bulog, maka niscaya petani akan puas dan bekerja keras untuk mengolah lahannya menjadi sumber bahan pangan yang nantinya dapat membawa bangsany sebagai pemasok energi dunia. Singkatnya, kunci swasembada pangan dan energi biofuel ada di tangan petani.

4. membuat kurikulum pertanian

Langkah persiapan dan langkah tahunan sudah terprogram, apakah ini sudah cukup? Ternyata belum. Hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah langkah ke depannya. Langkah ke depan yang perlu diperhatikan bulog adalah bekerja sama dengan departemen pendidikan nasional untuk membuat kurikulum khusus tentang pertanian. Jika kita ingin serius akan potensi biofuel ini, maka hal yang penting adalah pendidikannya. Untuk mengakomodasi seluruh riset dan sistem pertanian bahan biofuel, maka bangsa ini haruslah dididik sejak dini bagaimana mencintai pertanian itu sendiri. Ke depannya, mereka akan turut melestarikan sumber daya pertanian yang telah dititipkan oleh pendahulunya.

Berdasarkan uraian keempat langkah konkret yang wajib dilakukan bulog tersebut, kita tahu bahwa negeri ini menyimpan potensi yang sangat besar sebagai pemasok energi dunia di tahun 2020. Bulog sebagai pemasok bahan pangan saat ini, sangatlah ditunggu perannya untuk mewujudkan hal ini. Oleh karena itu, bersamaan dengan ini, penulis ingin menyampaikan beberapa saran antara lain kepada pemerintah, khususnya bulog agar serius memandang hal ini agar Indonesia yang telah dianugerahi potensi sumber energi biofuel dapat memanfaatkan potensi tersebut sebaik-baiknya. Selain itu, kepada masyarakat umum agar membantu peran bulog untuk menjalankan tugas-tugasnya. Tentunya kita semua ingin agar Indonesia mampu menjadi negeri pemasok energi biofuel utama di dunia sekaligus mengukuhkan diri sebagai negeri adidaya. Indonesia bisa !

DAFTAR PUSTAKA

Parajuli, Bishow, 2001, Food Security & Emerging Concern and The Role For Bulog,World Food Programme. Jakarta.

Saifullah, Agus. 2009. Peran Bulog dalam Kebijakan Perberasan Nasional. Sebuah artikel dalam www.bulog.co.id.

www.metro.tv

GRUP MUSIK : TOKOH PENGEMBANG BAHASA INDONESIA

Pemuda merupakan generasi terdepan dalam membawa bangsa ini menuju arah kemajuan. Sejak zaman sebelum kemerdekaan hingga saat ini, nasib bangsa Indonesia terletak di pundak generasi mudanya. Begitu pula apabila kita melihat nasib bahasa Indonesia saat ini yang terancam oleh keberadaan bahasa asing, langkah para pemudalah yang paling ditunggu oleh bangsa ini, untuk selalu melestarikan sekaligus mengembangkan bahasa Indonesia (www.andriewongso.com). Sayangnya, pemuda pada era modern ini tampaknya lebih bangga menggunakan bahasa asing. Lihat saja kaum pemuda yang memilih kosakata bahasa asing pada setiap tuturannya, bahkan pada situasi formal (Sulistyaningtyas, 2008). Kesenjangan tersebut membuat bangsa ini seakan-akan bertanya kembali, apakah semua masyarakat bangsa ini, khususnya para pemuda, sudah tidak cinta lagi pada bahasa Indonesia?

Banyak yang lupa apabila ada bagian dari pemuda yang sering tidak diperhitungkan dalam pengembangan bahasa Indonesia, tatkala golongan pemuda lainnya lebih memilih bahasa asing daripada bahasa nasional mereka. Kelompok pemuda yang disepelekan perannya, semata-mata karena gaya hidup mereka yang tidak intelektual seperti gambaran umum pemuda ideal saat ini. Golongan pemuda ini telah berjasa melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia lewat sebuah karya seni. Golongan pemuda ini adalah grup musik. Grup musik yang merupakan idola kaum pemuda sekaligus tokoh pengembang bahasa Indonesia masa kini. Terdapat beberapa alasan dan kerja sama yang dapat mengokohkan peran grup musik sebagai tokoh pengembang bahasa Indonesia.

Terdapat empat alasan mengapa grup musik layak menjadi tokoh pengembang bahasa Indonesia. Pertama, sebagian besar grup musik Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam lirik-liriknya (contoh lirik lagu terlampir). Kedua, menurut Langgeng (2005), grup musik adalah idola sebagian besar pemuda saat ini, bahkan dibandingkan penyanyi solo sekalipun, sehingga grup musik diharapkan mampu menggugah pemuda untuk selalu mencintai bahasa Indonesia. Pemuda selalu memerlukan idola dalam setiap perjuangan mereka, apalagi dalam perjuangan mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia. Ketiga, usaha grup musik dalam menggunakan seni berbahasa dalam liriknya menunjukkan sebuah gaya alternatif dalam pengungkapan karya sastra. Lirik-lirik lagu sebagian besar grup musik bersumber dari puisi. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Lirik lagu grup musik membuat bahasa Indonesia menjadi indah diucapkan layaknya seni sastra yang dikumandangkan. Alasan terakhir, grup musik telah berjasa mengembangkan bahasa Indonesia dengan menjual hasil karya mereka hingga ke mancanegara. Sebuah usaha pengembangan bahasa yang ampuh karena mereka mampu mengajak pemuda bangsa lain yang merupakan penggemar mereka untuk turut menggunakan bahasa Indonesia.

Gaya hidup yang jauh dari hiruk pikuk akademis membuat keberadaan grup musik belum diperhitungkan dalam pengembangan bahasa Indonesia. Akan tetapi, tindakan-tindakan nyata yang dilakukan grup musik dalam melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia patut untuk dihargai oleh pemerintah terkait. Selain penghargaan, grup musik sebaiknya turut diikutsertakan dalam kerja sama-kerja sama yang digalang oleh berbagai instansi pemerintah. Kerja sama pertama adalah antara Departemen Pendidikan Nasional dan grup musik dalam pengajaran bahasa Indonesia. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa rata-rata nilai bahasa Indonesia di ujian nasional menempati posisi terendah. Kerja sama dengan grup musik akan membuat kaum muda bersemangat dalam mempelajari bahasa nasionalnya sendiri. Kerja sama kedua dengan grup musik dapat dilakukan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Usaha menunjukkan identitas diri lewat media dwibahasa memang menemui beragam kendala sehingga diperlukan solusi jitu untuk “memasarkan” bahasa Indonesia. Peran grup musik akan sangat signifikan sebab jauh sebelum pariwisata mengembangkan bahasa Indonesia ke luar negeri, grup musik telah mampu melaksanakannya. Usaha kerja sama yang ketiga adalah dengan Pusat Bahasa utamanya duta bahasa. Salah satu program duta bahasa adalah melakukan diskusi-diskusi perihal kebahasaan untuk menggugah pemuda agar mencintai bahasa Indonesia. Jika duta bahasa mengajak grup musik untuk ikut serta dalam program tersebut, tentu diskusi atau ceramah yang dilakukan duta bahasa dapat berlangsung lebih menarik. Sebagai contoh, grup musik dapat mengajak peserta membuat puisi, mengubahnya menjadi karya musik, dan selanjutnya menyanyikannya bersama-sama. Keempat, kerja sama dengan grup musik dapat dilakukan oleh masing-masing pemerintah daerah. Selain bahasa Indonesia, eksistensi bahasa daerah tetap harus dipelihara walaupun dihadang arus globalisasi. Pemerintah daerah dapat menggunakan media grup musik untuk menyelaraskan peran bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Kerja sama yang terakhir adalah dengan pemerintah seluruh Asia Tenggara dalam asosiasi ASEAN yang kelima negara di dalamnya menggunakan rumpun bahasa Indonesia. ASEAN dapat menggunakan grup musik untuk membuat bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa internasional. Demikian kelima kerja sama berbagai instansi pemerintah dengan grup musik dalam rangka pengembangan bahasa Indonesia. Tentu saja dalam kerja sama tersebut, pemerintah dapat memprioritaskan pada grup musik telah konsisten berbahasa Indonesia dalam karyanya serta mampu memasarkannya ke mancanegara.

Tentu tidak semua grup musik Indonesia konsisten menunjukkan bahasa Indonesia dalam karya musiknya. Terdapat tiga alasan grup musik masih menggunakan bahasa asing dalam karya mereka. Ketiga faktor tersebut adalah untuk menjaring pasar asing, tidak menemukan padanan kata dalam bahasa Indonesia, dan karena terinspirasi dari grup musik asing. Mengenai masalah seperti ini, sebaiknya grup musik yang selama ini konsisten menggunakan bahasa Indonesia dapat memberikan inspirasi pada sebagian grup musik tadi, salah satunya dengan melakukan konser bersama. Langkah selanjutnya adalah melakukan keseimbangan penggunaan bahasa dalam lirik-lirik lagu pada satu album. Langkah terakhir adalah dengan mengoptimalkan peran lembaga editor karya seni. Editor ini dapat menyeleksi karya-karya seni mana saja yang patut untuk dilepas ke publik sesuai dengan proporsi penggunaan bahasa Indonesianya. Penggunaan bahasa Indonesia dalam satu album musik harus diberikan porsi lebih daripada bahasa lainnya. Terlepas dari adanya masalah dalam penggunaan bahasa hasil karya beberapa grup musik, kita tetap harus menghargai mereka karena mereka tetap berusaha menampilkan bahasa Indonesia dalam karyanya meski tidak secara keseluruhan.

Sudah saatnya bangsa ini menghargai sesosok pengembang bahasa Indonesia. Mereka adalah grup musik Indonesia yang mampu mengajak pemuda bangsanya dan bangsa lain untuk menggunakan bahasa Indonesia lewat sisi yang berbeda. Mari kita bersama-sama meniru dan mengikuti jasa grup-grup musik tadi. Mari kita bersama-bersama menunjukkan identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Ayo gunakan bahasa Indonesia!

DAFTAR PUSTAKA

Langgeng, W. 2005. Komponis di Tengah Musik Industri. Harian Suara Merdeka edisi 13 Desember 2005.

Sulistyaningtyas, Tri. 2008. Pemantapan Ketahanan Nasional NKRI melalui Pendekatan Kebahasaan. Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008.

Wongso, Andrie. 2008. Saatnya Bangkit. Dalam situs www.andriewongso.com.